Berberapa waktu lalu marak terjadi aksi hack, aksi dari para peretas itu menyerang beberapa perusahaan bahkan instansi pemerintahan sekalipun. Adapun pesan yang disampaikan dalam aksi peretasan itu juga bermacam-macam seperti kritikan terhadap perusahaan provider komunikasi hingga sindiran politik di situs media ternama.
Paling parah dan menggemparkan dunia adalah yang belum lama ini terjadi yaitu serangan massal virus jaringan ransom wannacry. Tak tanggung-tanggung, virus tersebut menyerang 99 negara dengan massif dan ganas dan Indonesia termasuk didalamnya.
Bicara soal Indonesia dan hacker, muncul satu nama Jim Geovedi yang reputasinya disegani di dunia. Selain disegani, Jim juga dikenal berbahaya. Pada masa ketika nyaris semua informasi dan manusia terkoneksi, Jim, jika dia mau, bisa saja setiap saat keluar masuk ke sana: melongok percakapan surat elektronik atau sekedar mengintip perselingkuhan anda di dunia maya.
Tidak sampai disitu, Jim bisa saja mencuri data-data penting seperti lalu lintas transaksi bank, laporan keuangan perusahaan atau bahkan mengamati system pertahanan Negara. Ia juga mengatakan bisa saja mengontrol internet di seluruh Indonesia.
“Kalau mau saya bisa mengontrol internet di seluruh Indonesia,“ kata Jim dikutip dari Deutsche Welle, menurut pengamat IT Enda Nasution, dia mengaku percaya Jim Geovedi bisa melakukan itu.
Jim adalah hacker Indonesia dengan level dunia. Ia kerap bolak balik Amsterdam, Berlin, Paris, Itlaia hingga Krakow menjadi pembicara di pertemuan hacker internasional yang dibalut dengan seminar sistem keamanan.
Bukan lulusan dari sekolah IT ternama, Jim malah berangkat dari seorang seniman grafis di Bandar Lampung setelah ia lulus dari SMA. Permulaan Jim kenal dengan dunia komputer adalah berawal dari seorang pendeta yang memperkenalkan ia dengan komputer dan internet.
Sejak saat itulah seorang Jim Geovadi memulai kiprahnya di dunia IT. Jim belajar secara otodidak, menelusuri ruang-ruang chatting para hacker dunia.
Jim mengaku kalau dirinya tidak pernah melakukan peretasan atau menghack, melainkan ia banyak menerima bayaran untuk melakukan uji coba sistem keamanan. Dengan memiliki konsultan perusahaan keamanan untuk menguji aplikasi dan jaringan yang didirikan, Jim berhasil mendapatkan klien dari perbankan, telekomunikasi, asuransi, listrik, pabrik rokok dan lain-lain.
Tentang menghack satelit, Jim mengatakan bahwa satelit yang ia hack adalah satelit milik kliennya (Indonesia dan Tiongkok). Saat itu Jim diminta menguji sistem keamanan kontrol satelit. Kemudian ia berhasil menemukan ada kemungkinan untuk menggeser ataupun mengubah orbit.
“Saat itu saya diminta menguji sistem keamanan kontrol satelit, dan saya melihat: oh ini ada kemungkinnan untuk digeser atau dirotasi sedikit… lalu ya saya geser…dan itu membuat mereka panik karena agak sulit mengembalikan satelit itu ke orbit. Untung mereka punya bahan bakar ekstra. Mereka bilang: oke cukup jangan diteruskan. Satelit yang dari Cina bisa saya geser tapi kalau yang dari Indonesia saya ubah rotasinya,” tutur Jim dikutip dari Deutsche Welle.
Jim menjelaskan bahwa system satelit cukup unik. Orang yang bisa mengontrol satelit harus tahu A sampai Z tentang isi satelit. Dan satu-satunya cara adalah harus masuk ke ruang operator atau berada dalam situasi kerja sang operator (dengan meretasnya-red).
Dari sana baru akan memahami semua hal seperti satelit ini diluncurkan kapan, bagaimana cara kontrol, sistem apa yang digunakan. Setelah itu baru akan bisa memahami kelemahan sistemnya.
Sumber : jakartavenue.com
Komentar
Posting Komentar